In Greek mythology, the scorpion was the infamous creature that stung Orion the Hunter to death. The prodigious huntsman had boasted that he could and would kill every wild animal in existence. This angered the gods, who dispatched the stealthy scorpion to do their dirty work. Afterwards, king of the gods Zeus placed both Orion and Scorpius in the sky, ensuring that the Hunter (winter constellation) was never in the sky at the same time as the Scorpion (summer constellation). They chase each other around the celestial sphere for eternity.

1) You’ll need to face south.
2) Wait at least one hour after sunset to begin observing, so that twilight’s over and your sky’s good and dark. On Thursday the 24th, you’ll have a couple dark hours to stargaze before the gibbous Moon rises.On Friday the 25th, the Moon’s phase will be Last Quarter (commonly called a “half moon”), and it’ll rise around midnight. Each night for the rest of our observing week, the Moon will rise a bit later with its illuminated part continuing to shrink or wane.
3) Looking due south, you should see a tall curve of stars that hooks over to the left (east) after it skims the horizon. This is the asterism (recognizable star pattern) known as the Fishhook. It’s also the torso and tail of the mythological scorpion.
4) Let’s begin our survey of the Fishhook at the top, with the stunning red supergiant star Antares (pronounced ahn-TAHR-eez), brightest star in Scorpius. Due to its deep red color and its position in the imaginary scorpion’s body, Antares is commonly called the Scorpion’s Heart.
5) Below Antares, nine bright stars wind around to form the Fishhook before it terminates in a glowing barb composed of a close-set pair of stars. This terminal pair is an asterism called the Cat’s Eyes. It’s also the stinger of the legendary scorpion. The eastern star in the pair is the second brightest star in Scorpius, Shaula (pronounced SHOWL-uh). Shaula is Arabic for stinger. The fainter western star is Lesath (pronounced LESS-utt), Arabic for sting. Although Shaula and Lesath appear cozy from our two-dimensional viewpoint, they’re more than 150 light years apart and don’t interact. We often forget to apply the third dimension of depth when we see visually pleasing star patterns.

6) The third brightest star in Scorpius is Girtab, riding low on the Fishhook where it turns up toward the Cat‘s Eyes. Girtab (pronounced GRRR-tahb) is from the Sumerian for scorpion. This yellow-white giant star can’t be seen from above 50 degrees north latitude, so folks in Spokane, Washington and Utica, New York will see an interrupted Fishhook dip below the horizon.
7) If you’re observing from a dark-sky location, try this naked-eye challenge. Can you spot the two star clusters just northeast of the Cat’s Eyes? They should look like fuzzy patches of light. They’re both open clusters. An open cluster is a family group of sorts, a loose collection of stars that formed around the same time in the same nebula, or cloud of gas and dust.
8) Our expedition wouldn’t be complete without a dip in the Summer Milky Way. Can you see the misty stream that rises from the southern horizon, winds behind the Fishhook and the two clusters, and then stretches northward across the sky? What we call the “Summer Milky Way” is only one arm of the pinwheel-like galaxy we inhabit. The hazy, mottled arm is a horde of stars too numerous and faint to be resolved into pinpoints with the naked eye. Because the southern part of that arm--the Sagittarius Arm--lies in the direction of the dense galactic core, Scorpius occupies an area of the sky teeming with deep-sky delicacies ready to be hooked with telescope and binoculars.

“Taukah engkau, Ikal…?” “Langit adalah kitab yang terbentang…” “Sejak masa ozoikum, ketika kehidupan belum muncul, langit telah mencatat semua kejadian di muka bumi….” Pada setiap symbol ia bersabda, “Keseimbangan, perawan, Leo sang singa, matahari pertama musim panas, bintang kastor, musim menyemai benih…”
menurutku langit adalah sesuatu yang menyenangkan. ia begitu besar, luas, dan menyelubungi bumi dimana makhluk hidup tinggal. setiap melihatnya, terasa ketenangan yang membuat simpul senyum terkembang. mungkin keindahannya benar-benar terpancar karena ketulusan sang penciptanya. melihat langit seperti melihat sebuah cita-cita, ingin sekali menggapainya. terbang mengelilinginya, bermain di atas awan. dan tentu saja memandang keindahan dari atas sana.

"Zenit dan nadir, seperti akar ilalang yang menusuk-nusuk kakiku, menikam hatiku. Nanti, harus kujelajah separoh dunia, berkelana diatas tanah-tanah asing yang dijanjikan mimpi-mimpi, akan kutemui perempuan yang membuat hatiku kelu karena cinta, karena rindu yang menyiksa, untuk memahami kalimah misterius itu. Di kuburan usang, diantara nisan para pendusta agama itu, aku sadar aku telah belajar mencintai hidupku dari orang yang membenci hidupnya…"
mungkin saat ini aku belum menemukan arti hidupku, tetapi masih belajar untuk menemukan sesuatu yang dapat membuat hati ini bergolak dan tetap semangat

“Murid-muridku, berkelanalah, jelajahi Eropa, jamah Afrika, termukan mozaik nasibmu di pelosok-pelosok dunia. Tuntut ilmu sampai ke Sorbonne di Prancis, saksikan karya-karya besar Antoni Gaudi si Spanyol.” (hal 34). Kalimat dari pak Balia, guru semasa SMA tersebut telah menghantui Ikal dan Arai. Mendatangkan angan, mimpi serta harapan."

Aurora muncul saat elektron bermuatan tinggi dari angin matahari melintasi medan magnet bumi dan berinteraksi dengan atmosfer bumi ratusan kilometer di atas permukaan bumi. Ketinggiannya hampir sama dengan ketinggian orbit Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ini menyebabkan kadang kala ISS terbang melintasi aurora. Astronot Donald Pettit mengatakan bahwa dia merasa hampir menyentuh aurora dengan tangannya karena aurora begitu dekat dan indah.

OriOn

Nama Orion diambil dari salah satu tokoh dalam mitologi Yunani, anak dari pasangan dewa Poseidon (dikenal juga sebagai Neptunus) dan Euryale. Sebagai anak dewa, Orion diberi banyak kesaktian oleh orangtuanya. Misalnya, oleh ayahnya yang merupakan penguasa samudera, dia diberi kesaktian bisa hidup di lautan seperti makhluk laut. Wah, banyak lagi deh kesaktiannya!

Setelah besar, Orion pun menjadi seorang pemuda yang jago berburu. Sayangnya dia juga dikenal sebagai pemuda yang sombong dan sembrono. Dalam salah satu mitos, diceritakan Orion pernah menghabisi seluruh hewan yang ada di sebuah hutan. Tentu saja tindakannya tersebut dimurkai oleh para dewa. Kalau sekarang bisa menghabisi seluruh isi hutan, bisa-bisa isi dunia pun bisa musnah oleh tindakan semena-mena Orion tersebut.

Para dewa terpaksa harus membunuh pemuda itu. Dikirimlah Scorpius (kalajengking) untuk membunuh Orion. Lewat pertempuran yang sengit, akhirnya Orion terbunuh oleh sengatan racun kalajengking. Ayah-ibu pemuda tersebut yang berduka, lalu menempatkan jiwa sang anak ke langit, bersama dua anjingnya, Canis Mayor (anjing besar) dan Canis Minor (anjing kecil). Agar jiwa anaknya tidak diganggu Scorpius (sering juga digambarkan sebagai banteng bernama Taurus), yang memang terus memburu Orion hingga langit, maka sang orangtua mengirim Centaurus (kuda berkepala manusia) yang selalu mengarahkan anak panahnya ke Scorpius.

sKy