Selasa, 17 Februari 2009

“Taukah engkau, Ikal…?” “Langit adalah kitab yang terbentang…” “Sejak masa ozoikum, ketika kehidupan belum muncul, langit telah mencatat semua kejadian di muka bumi….” Pada setiap symbol ia bersabda, “Keseimbangan, perawan, Leo sang singa, matahari pertama musim panas, bintang kastor, musim menyemai benih…”
menurutku langit adalah sesuatu yang menyenangkan. ia begitu besar, luas, dan menyelubungi bumi dimana makhluk hidup tinggal. setiap melihatnya, terasa ketenangan yang membuat simpul senyum terkembang. mungkin keindahannya benar-benar terpancar karena ketulusan sang penciptanya. melihat langit seperti melihat sebuah cita-cita, ingin sekali menggapainya. terbang mengelilinginya, bermain di atas awan. dan tentu saja memandang keindahan dari atas sana.

"Zenit dan nadir, seperti akar ilalang yang menusuk-nusuk kakiku, menikam hatiku. Nanti, harus kujelajah separoh dunia, berkelana diatas tanah-tanah asing yang dijanjikan mimpi-mimpi, akan kutemui perempuan yang membuat hatiku kelu karena cinta, karena rindu yang menyiksa, untuk memahami kalimah misterius itu. Di kuburan usang, diantara nisan para pendusta agama itu, aku sadar aku telah belajar mencintai hidupku dari orang yang membenci hidupnya…"
mungkin saat ini aku belum menemukan arti hidupku, tetapi masih belajar untuk menemukan sesuatu yang dapat membuat hati ini bergolak dan tetap semangat

“Murid-muridku, berkelanalah, jelajahi Eropa, jamah Afrika, termukan mozaik nasibmu di pelosok-pelosok dunia. Tuntut ilmu sampai ke Sorbonne di Prancis, saksikan karya-karya besar Antoni Gaudi si Spanyol.” (hal 34). Kalimat dari pak Balia, guru semasa SMA tersebut telah menghantui Ikal dan Arai. Mendatangkan angan, mimpi serta harapan."

Kamis, 12 Februari 2009



Aurora muncul saat elektron bermuatan tinggi dari angin matahari melintasi medan magnet bumi dan berinteraksi dengan atmosfer bumi ratusan kilometer di atas permukaan bumi. Ketinggiannya hampir sama dengan ketinggian orbit Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ini menyebabkan kadang kala ISS terbang melintasi aurora. Astronot Donald Pettit mengatakan bahwa dia merasa hampir menyentuh aurora dengan tangannya karena aurora begitu dekat dan indah.

Senin, 09 Februari 2009

OriOn

Nama Orion diambil dari salah satu tokoh dalam mitologi Yunani, anak dari pasangan dewa Poseidon (dikenal juga sebagai Neptunus) dan Euryale. Sebagai anak dewa, Orion diberi banyak kesaktian oleh orangtuanya. Misalnya, oleh ayahnya yang merupakan penguasa samudera, dia diberi kesaktian bisa hidup di lautan seperti makhluk laut. Wah, banyak lagi deh kesaktiannya!

Setelah besar, Orion pun menjadi seorang pemuda yang jago berburu. Sayangnya dia juga dikenal sebagai pemuda yang sombong dan sembrono. Dalam salah satu mitos, diceritakan Orion pernah menghabisi seluruh hewan yang ada di sebuah hutan. Tentu saja tindakannya tersebut dimurkai oleh para dewa. Kalau sekarang bisa menghabisi seluruh isi hutan, bisa-bisa isi dunia pun bisa musnah oleh tindakan semena-mena Orion tersebut.

Para dewa terpaksa harus membunuh pemuda itu. Dikirimlah Scorpius (kalajengking) untuk membunuh Orion. Lewat pertempuran yang sengit, akhirnya Orion terbunuh oleh sengatan racun kalajengking. Ayah-ibu pemuda tersebut yang berduka, lalu menempatkan jiwa sang anak ke langit, bersama dua anjingnya, Canis Mayor (anjing besar) dan Canis Minor (anjing kecil). Agar jiwa anaknya tidak diganggu Scorpius (sering juga digambarkan sebagai banteng bernama Taurus), yang memang terus memburu Orion hingga langit, maka sang orangtua mengirim Centaurus (kuda berkepala manusia) yang selalu mengarahkan anak panahnya ke Scorpius.

Selasa, 03 Februari 2009

Selasa, 16 Desember 2008

"life" by him

“jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenarnya kita telah menemukan apa yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan-kenyataan yang harus dihadapi, sepahit apapun keadaannya”.

Selasa, 09 Desember 2008

Life

"jika hidup ini seumpama rel kereta api dalam eksperimen relativitas Enstein, maka pengalaman demi pengalaman yang menggempur kita dari waktu ke waktu adalah cahaya yang melesat-lesat di dalam gerbong dia atas rel itu.
Relativitasnya berupa seberapa banyak kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang melesat-lesat itu.
Analogi eksperimen itu tak lain, karena kecepatan cahaya bersifat sama dan absolut, dan waktu relatif tergantung kecepatan gerbong, maka pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja.
Namun sejauh mana dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda.
Relatif satu sama lain."
-orang hebat yang menginspirasiku.

Selasa, 11 November 2008

t0geTheR iZz bEtTerR . .


. . kita takkan pernah dapat hidup sendiri . .

. . karena kita hidup untuk saling memberi dan menerima . .

. . semuanya sudah diatur sedemikian rupa hingga setiap hal memiliki pasangannya sendiri-sendiri . .

..walaupun tidak sama,,bahkan berlawanan..

. . agar dapat saling melengkapi,,saling memenuhi,,saling memberi hingga semuanya berdampingan dalam keserasian dan keharmonisan . .

,,seperti siang yang diciptakan bersama malam,,

,,gelap dan terang,,

,,hitam dan putih,,

,,baik dan buruk,,

,,adam dan hawa,,

. . walaupun satu sama lain berbeda justru membuat meraka indah . .

. . tanpa salah satunya,,hidup akan terasa janggal,,

. . hambar tak berasa . .

. . karena hakikat kebersamaan adalah saling menyempurnakan satu sama lain . .

. . walaupun tak ada yang sempurna di dunia ini . .

. . . itulah hidup . . .

"membutuhkan kebersamaan meski dalam ketidaksamaan"